Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI): Menjahit elemen-elemen kesiapsiagaan

Dalam pertemuan informal para Ahli Kebencanaan yang diselenggarakan Selasa, 30 Agustus 2022 Pukul 19.30-22.30 melalui Zoom Meeting dirumuskan Rencana Tindak Lanjut Diskusi Gempa Mentawai yaitu:

JANGKA PENDEK

Perkuatan kesiapsiagaan dan peringatan dini menjadi prioritas. Langkahnya yaitu melalui mobilisasi kesiapsiagaan tsunami. Kesiapsiagaan ini melibatkan RT/RW/Jorong/Desa – Refreshment, dengan komunikasi terstandar, yakni:

1. Melakukan assessment/penilaian terhadap fasilitas penyelamatan: shelter, rambu, dll.
2. Melakukan penilaian kondisi kesiapan bangunan terhadap gempa.
3. Melakukan komunikasi yang tepat agar masyarakat mengerti dan tidak menimbulkan kepanikan.
4. Melakukan pelatihan kesiapsiagaan.
5. Melakukan pengujian sistem peringatan dini dan koordinasi.
6. Melakukan koordinasi dukungan oleh relawan.
7. Melakukan peningkatan dukungan logistik dan fasilitas kedaruratan.

JANGKA MENENGAH & JANGKA PANJANG

1. Aksi: Melakukan penilaian terhadap fasilitas penyelamatan.
   Pendekatan: Intelijen bencana melakukan pemeriksaan, penilaian dan analisis kesiapan (kualitas dan kuantitas) fasilitas penyelamatan, seperti rambu, jalur evakuasi, TES, TEA. Bersama dengan BPNB dan BPBD. Penilaian memperhatikan kemungkinan collateral hazard atau systemic disaster.
   Output: Status kesiapan daerah terhadap bencana geologi.
   Kebutuhan: Data fasilitas penyelamatan terbaru-kualitas kondisi dan jumlahnya.
2. Aksi: Melakukan penilaian kondisi kesiapan bangunan terhadap gempa.
   Pendekatan: Intelijen bencana melakukan pemeriksaan, penilaian dan analisis terhadap kondisi bangunan baik fasum, fasos, maupun milik pribadi masyarakat. Bersama dengan BNPB dan BPBD.
   Output: Status potensi kerusakan bangunan oleh gempa.
   Kebutuhan: Data sebaran bangunan dan kondisi bangunan.
3. Aksi: Melakukan komunikasi.
   Pendekatan: Mengkomunikasikan potensi bencana agar dapat di mengerti masyarakat tanpa menimbulkan kepanikan.
   Output: Sosialisasi potensi bahaya gempa dan tsunami.
   Kebutuhan: Forum sosialisasi potensi bahaya gempa dan tsunami.
4. Aksi: Melakukan pelatihan kesiapsiagaan – penyegaran kemampuan warga untuk antisipasi kemungkinan bencana gempa bumi dan turunannya.
   Pendekatan:
   a) Penyusunan materi panduan RT/RW/setingkat untuk menyelenggarakan penyegaran kemampuan warga untuk antisipasi kemungkinan bencana gempa bumi dan dampak turunannya secara mandiri.
   b) Sosialisasi berjenjang cara penggunaan panduan melibatkan tokoh agama, masyarakat dan pemuda.
   c) Pengisian checklist sebagai bagian dari mobilisasi antisipasi kemungkinan bencana gempa bumi dan dampaknya.
   d) Penguatan secara bersama-sama dalam mengoptimalkan media sosial, cetak dan elektronik lokal kepada daerah berisiko tinggi berdasarkan laporan isian checklist.
   e) Kumpul warga untuk mengenali berbagai fasilitas evakuasi dan mempertajam rencana evakuasi masing-masing keluarga.
   f) Peningkatan koordinasi kesiapsiagaan.
   Output:
   a) Materi panduan terstandar (Brosur checklist) singkat.
   b) RT/RW/setingkat telah memiliki panduan dalam bentuk brosur checklist – termasuk relawan kebencanaan.
   c) Laporan isian checklist.
   d) Sosialiasi dan peningkatan kesiapsiagaan.
   e) Kumpul rutin warga RT untuk kesiapsiagaan.
   f) Simulasi gabungan dengan melibatkan Pusdalops di daerah rawan: BPBD, TNI, Polri, OPD dan Relawan.
   Kebutuhan:
   a) Hasil analisis kebutuhan kesiapsiagaan dan half-to-end sistem peringatan dini bencana tsunami, yang dijadikan brosur checklist.
   b) Brosur checklist tingkat RT/RW. Brosur checklist tingkat rumah tangg.
   c) Tim Pendamping kelurahan.
   d) Gabungan para relawan kebencanaan.
   e) Tim pendamping kelurahan/kecamatan.
   f) Daftar petugas operasi tanggap darurat.
5. Aksi: Menguji sistem peringatan dini maupun koordinasi.
   Pendekatan:
   a) Menetapkan jejaring fasilitas (utama dan pendukung) untuk menyebarluaskan perintah evakuasi tsunami yang dapat menjangkau seluruh pesisir Sumatera Barat.
   b) Perbaikan fasilitas jaring komunikasi bencana (via HT) yang dapat menjangkau seluruh wilayah Sumatera Barat beserta sistem cadangannya.
   c) Melakukan pengujian/test untuk memastikan seluruh peralatan peringatan dini mulai dari level Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota beroperasi dan berjalan dengan baik.
   Output:
   a) Peta operasi fasilitas dan standarisasi output penyebaran perintah evakuasi Sumatera Barat.
   b) Radio check tiap 1×24 jam di seluruh BPBD se- Sumatera Barat.
   c) Test/Uji peralatan peringatan dini se-Sumatera Barat.
   Kebutuhan:
   a) Data fasilitas-fasilitas yang telah ada dan status operasionalnya untuk penyebaran perintah evakuasi.
   b) Data kondisi fasilitas komunikasi dan jangkauannya.
   c) Checklist kondisi peralatan.
6. Aksi: Melakukan koordinasi dukungan relawan.
   Pendekatan: Membangun komunikasi dan membagi peran masyarakat-relawan-pemerintah. Membangun sinergitas kegiatan dan aksi antara pemerintah dengan relawan/LSM. Konsolidasi masif dan terstruktur dengan relawan/LSM.
   Output: Dukungan relawan yang terkonsolidasi.
   Kebutuhan: Data relawan/LSM dan forum komunikasi-konsolidasi dengan relawan/LSM.
7. Aksi: Peningkatan dukungan logistik dan kedaruratan.
   Pendekatan:
   a) Penyiapan TES dan Shelter.
   b) Penyiapan jalur dan rambu evakuasi.
   Output:
   a) Check kelayakan TES/shelter/TEA.
   b) Revitalisasi jalur dan rambu evakuasi.
   Kebutuhan:
   a) Checklist kondisi TES/shelter/TEA.
   b) Daftar jalur dan rambu evakuasi.
   
   (YCG)