26.7 C
Jakarta
Saturday, July 27, 2024

Mata Garuda Maluku Siap Gelar Musyawarah Wilayah ke III di Ambon

Mata Garuda (MG) Maluku akan melaksanakan Musyawarah...

Kolaborasi Memajukan Sektor Perikanan, DPD ISPIKANI Maluku resmi dikukuhkan

Pengukuhan pengurus Dewan Pengurus Daerah Ikatan Sarjana...

Inflasi 2023 di Bangka Belitung: Tantangan dan Prospek

Oleh: Yogi Cahyo Ginanjar, S.T., M.Si. -...

ISPIKANI Kaji Perikanan Budidaya Untuk Perikanan Emas 2045

BeritaISPIKANI Kaji Perikanan Budidaya Untuk Perikanan Emas 2045

JAKARTA – Perikanan budidaya kini sudah tidak bisa lagi dianggap sebelah mata. Berbeda dengan masa lampau, yang mana perikanan tangkap berada di “atas angin”, kini perikanan budidaya menunjukkan peningkatan yang melejit dari tahun ke tahun, sementara ikan di laut jumlahnya terbatas. Untuk itu dalam rangka menyongsong momen 100 tahun Indonesia merdeka, Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) menyiapkan konsep Perikanan Emas 2045. Dalam menyiapkan konsep tersebut, ISPIKANI menyelenggarakan webinar series “Menuju Perikanan Emas 2045” yang pada kali ini membahas perikanan budidaya.

“Menjadi negara produsen budidaya ikan terbesar di dunia bukanlah impian semata, terbukti China pada tahun 1978 produksi perikanan dari kegiatan budidaya hanya sebesar 1,2 jutaan, tetapi dalam kurun waktu kurang dari 4 dekade, menjadi sebesar 45,5 juta ton pada tahun 2014, terus meningkat hingga sekarang dan menempatkan negara ini sebagai negara produsen ikan terbesar di dunia. Dan Sebagian besar produksinya bersumber dari kegiatan budidaya. Membuktikan kegiatan budidaya ikan menjadi solusi dalam peningkatan produksi perikanan sebagai sumber pangan, penyedia protein hewani, mengingat produksi penangkapan memiliki faktor pembatas,” ujar Sekretaris Jenderal ISPIKANI Kusdiantoro saat membuka webinar bertajuk Pengelolaan Sub Sektor Perikanan Budidaya, Menjadi Produsen Budidaya Terbesar di Dunia, Senin (19/9).

Menurutnya, pergeseran peran kontribusi perikanan budidaya tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga produksi perikanan dunia. Pada 2020, produksi ikan dunia mencapai 214 juta ton, dimana sebesar 123,5 juta ton (57,7%) di antaranya dari kegiatan budidaya, termasuk 36 juta ton diantaranya produksi rumput laut. Pertumbuhan produksi perikanan dari kegiatan budidaya cenderung mengalami kenaikan, sebaliknya pertumbuhan dari kegiatan penangkapan mengalami penurunan. Padahal sebelum 2010, produksi perikanan tangkap mendominasi produksi perikanan dunia. Ini menunjukkan bahwa terjadi shifiting produksi perikanan, dari tangkap menjadi budidaya.

Namun demikian, kegiatan budidaya ikan di Indonesia masih dihadapkan beberapa permasalahan, antara lain ketergantungan bahan baku pakan yang sebagian besar berasal dari impor dan harga pakan tidak kompetitif sehingga margin keuntungan pembudidaya sangat minim. Selain itu terdapat keterbatasan ketersediaan dan distribusi induk dan benih ikan unggul sehingga mengganggu peningkatan produktivitas dan kontinuitas produksi. Ada pula masalah inovasi teknologi digital mendukung efisiensi dan efektifitas kegiatan budidaya ikan serta masih terbatasnya dukungan lembaga keuangan untuk pengembangan usaha budidaya. Terakhir adalah kurangnya ketersediaan dan kesiapan SDM yang terampil dalam menguasai budidaya ikan.

Dengan demikian, dibutuhkan langkah terobosan untuk meningkatakan efisiensi pakan agar dapat menurunkan kontribusi pakan yang mencapai rata-rata 60-80% dari komponen biaya produksi. Kedua, mengembangkan ekosistem pakan mandiri sehingga dapat menurunkan ketergantungan pada pakan komersial dan memanfaatkan potensi bahan baku lokal. Ketiga, terus melakukan penyediaan dan pengembangan induk dan benih ikan unggul yang cepat tumbuh dan tahan penyakit. Keempat pengembangan dan penerapan teknologi digital dalam mendukung efisiensi budidaya (SMART Aquaculture). Kelima, meningkatkan akses pembiayaan, suku bunga yang kompetitif dan memperhatian grace period dalam pembiayaan sesuai jenis ikan yang dibudidayakan. Keenam, meningkatkan kompetensi dan keterampilan lapangan SDM dengan terus pengembangan prodi dan kurikulum budidaya, serta modul-modul pelatihan sesuai SKKNI secara lebih spesifik melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, sehingga tersedia SDM yang siap kerja.

“Peningkatan produksi budidaya dapat dilakukan melalui kebijakan ekstensifikasi dan intensifikasi, maupun kombinasi dari keduanya. Teknologi budidaya, ketersediaan induk dan bibit unggul serta pakan dengan harga kompetitif menjadi faktor pengungkit utama dalam mencapaian target tersebut,” pungkas Kusdiantoro.

Sementara itu Keynote Speaker webinar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, TB. Haeru Rahayu mengatakan pihaknya memiliki strategi peningkatan produksi perikanan budidaya melalui program terobosan. Hal ini dilakukan dengan pemenuhan target 2022, yaitu ikan sebesar 7,35 juta ton, udang sebesar 1,34 juta ton, ikan hias sebanyak 2,1 milyar ekor, rumput laut sebesar 11,85 juta ton, dengan pendapatan 3,55 juta per bulan dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan mencapai 103.

Bertindak sebagai narasumber webinar dari Dewan Pakar ISPIKANI Hasanudin Atjo dan Masyarakat Akuakultur Indonesia Purnomo Mintoyo. Pembahas pada webinar ini adalah Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya Prof. Maftuch, Dekan FPIK Universitas Padjadjaran Yudi Nurul Ihsan, dan Ketua Shrimp Club Indonesia Haris Muhtadi. Kegiatan ini dimoderatori oleh Ketua Bidang DPP Minapoli sekaligus CEO Minapoli Rully Setya Purnama.

Webinar Menuju Perikanan Emas 2045 ini bukanlah yang pertama kalinya. Beberapa tema yang telah diangkat dalam tema webinar meliputi pengelolaan dan pengembangan industri perikanan, pengembangan mutu produk perikanan, sosial ekonomi pembangunan untuk tata kelola sumberdaya perikanan berkelanjutan, pengelolaan perikanan tangkap secara terukur dan berkelanjutan. Beberapa topik lain akan terus dibahas sebagai bahan penyusunan blue print ini.

Webinar-webinar tersebut melibatkan seluruh stakeholders perikanan sehingga diharapkan dapat menghasilkan sebuah blue print pembangunan perikanan sebagai bahan masukan Rencana Pembangunan Jangka Panjang periode berikutnya. Dokumen ini sebagai legacy ISPIKANI, sebagai organisasi profesi perikanan bagi para pengambil kebijakan perikanan yang sebenarnya telah diinisiasi oleh para Dewan Profesi dan Pakar ISPIKANI semenjak awal tahun 2022.

Penyusunan konsep Perikanan Emas 2045b dirasa sangat penting agar sektor perikanan semakin diperhitungkan dan diharapkan menjadi prime mover pembangunan ekonomi nasional. Pada beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, China dan negara-negara Eropa, sektor perikanan telah berperan menjadi “mesin pertumbuhan” ekonomi.

Untuk itu perikanan harus memiliki peran strategis terhadap ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi, penyiapan tenaga kerja, pengentasan kemiskinan dan kelestarian lingkungan. Perikanan juga menjadi sumber penyedia protein hewani untuk mencerdaskan dan mengentaskan masalah stunting yang masih terjadi di beberapa wilayah. (AU)

Check out our other content

Check out other tags:

Most Popular Articles